Jumat, 06 Maret 2009

HOREE.., FILM GENRE PERJUANGAN AKAN MERAMAIKAN PERFILMAN KITA

Hal ini adalah berita yang sangat menyenangkan buat saya, karena akhirnya Indonesia akan memilki genre film baru yang akan meramaikan dunia perfilman kita yaitu genre perjuangan atau perang (haha.., bener gak sih istilahnya...?). Film yang sedang di produksi oleh PT Media Desa Indonesia  ini sedang dalam tahap pengambilan gambar di Semarang dan Bandungan , Lokasi lainnya ada pula di Yogyakarta, Jakarta dan Bali, mulai Januari hingga akhir April 2009.

Film yang katanya akan dibuat Trilogi Kemerdekaan dan siap dirilis pada hari Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 2009 ini disutradarai oleh Yadi Sugandi , seorang DOP paling top di tanah air.

Di website cinema 21 Yadi mengatakan film ini  adalah kisah tentang konflik dan persatuan, agama dan moralitas, keberanian sejati dan tantangan sikap moral diantara kejahatan. Film ini merentang di seluruh kepulauan Indonesia. Sebuah saga tentang perjuangan pribadi, pertumpahan darah, cinta, benci, dan perang sipil yang terkait dengan isu-isu sensitif soal moral pada masa pertumpahan darah.


Selain itu, tambahnya, film ini memiliki faktor-faktor drama, aksi, roman, komedi, dan tragedi – yang di atas segalanya. ”Merah Putih adalah kisah tentang persatuan yang telah berhasil membuat kita memenangkan kemerdekaan, dan tantangan terbesar kita adalah melakukan yang terbaik untuk dapat menampilkan peristiwa sejarah yang besar itu selayaknya,” tambahnya lagi.

Bravo for Mas Yadi and PT Media Desa Indonesia...!

Selasa, 03 Maret 2009

Pendidikan Sex Untuk Anak Penting

Maraknya kasus aborsi yang ditayangkan televisi membuat hati setiap orang miris  melihatnya, sudah separah itukah kasus pembataian janin ? janin - janin tersebut dikubur dibawah klinik tempat pembantaian tersebut!

Di berita Antara disebutkan bahwa praktek aborsi mencapai 2,5 juta kasus setiap tahunnya! dan dari penelitian WHO menyebutkan bahwa 20-60% kasus aborsi tersebut termasuk kategori aborsi yang disengaja. Kasus aborsi dilakukan secara diam-diam oleh tenaga kesehatan (7%) dan dukun (84%). Klien aborsi terbanyak berusia sekitar 20-29 tahun.

Untuk mencegah kasus aborsi semakin meningkat, diharapkan orang tua dapat memberikan pemahaman dan pendidikan seks serta kesehatan alat reproduksi  anak sejak usia dini. Mungkin hal ini dianggap sebagian besar masyarakat kita sebagai suatu hal yang sangat tabu,maka penyampaian tentang hal ini dapat dilakukan dengan cara yang lebih baik sesuai adat, moral dan agama sehingga lebih bisa dipahami. 

Jika Pendidikan seks tidak dilakukan sejak dini, maka si anak akan berusaha mencari informasi dari pihak lain, mengingat serbuan media begitu besar baik itu media elektronik maupun cetak, ditakutkan anak tidak bisa menyaring apa yang mereka tangkap dari media, dan  langsung mempraktekan apa yang mereka lihat dan dengar, tanpa apa ada bimbingan tentang yang benar dan yang salah.

Seorang anak sebaiknya diberi pemahaman bahwa fungsi alat reproduksi adalah fungsi yang melekat pada manusia, sama seperti organ lainnya seperti pernafasan yang diciptakan oleh Tuhan untuk suatu maksud tertentu. Sehingga seorang anak harus mengetahui bagaimana cara merawat dan menjaga serta menggunakannya dengan benar.

Seringkali anak tidak siap ketika ia memasuki masa pertumbuhan menjadi remaja  yang menyebabkan perubahan yang meliputi fisik, emosi dan psikologi. Terlebih serbuan lingkungan sekitar akan lebih kuat menyerbu dan mempengaruhi si anak

Pendidikan seks yang paling baik harus berawal dalam keluarga. Mengenai waktu pendidikan seks akan dilakukan, orang tualah yang lebih memahami perkembangan psikologis anak-anak mereka. Jika anak hanya mendapatkan larangan ini dan itu tanpa suatu penjelasan yang benar, sedangkan gejolak dalam dirinya sangat kuat, maka ia akan mencari jalan keluar secara berlebihan tanpa ada kontrol. Tapi kalau diberi pendidikan dan pemahaman secara baik tentu ia akan memperoleh pengetahuan, pemahaman dan keterampilan untuk mulai belajar bertanggung jawab seiring dengan pertumbuhannya.

Mahasiswa Kumpul Kebo

Kehidupan seks bebas dikalangan mahasiswa saat ini makin marak, banyak kos-kosan yang tanpa pemantauan pemilik kos menyebabkan mereka merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang diluar hak mereka. Jauhnya pantauan orangtua seperti memberikan angin kebebasan bagi remaja yang sedang menjalin kasih dengan pasangannya, walaupun memang tidak semuanya seperti itu.

Di Kupang tertangkap tangan 95 pasangan yang melakukan kumpul kebo, hal ini sangat mengejutkan, betapa rapuhnya moral dari mahasiswa tersebut. Mungkin tidak hanya di Kupang saja, di kota-kota besar hal kumpul kebo ini seperti rahasia umum , yang kalau orang lain tahu.., ya udah lah cincai aja...

Bagaimana kita menyikapi hal ini?  yang perlu dibangun adalah pendidikan moral dan agama sejak dini dari orangtua masing-masing, perhatian dan kasih sayang yang penuh dari orang tua. Banyak remaja yang menuduh orangtua tidak memberikan perhatian kepada dirinya, sehingga dijadikan alasan penglegalan hal-hal buruk yang mereka lakukan. Jadi komunikasi keluarga yang utuh harus dijalin dengan baik, saling mengerti dan memahami , supaya hal-hal diluar batas yang mungkin akan dilakukan ramaja akan terhindar.

Kecanduan Pornografi bisa bikin bodoh

Anak dan remaja yang kecanduan pornografi akan mengalami gangguan perilaku dan kemampuan intelegensia dan merasa senang bila melihat materi pornografi, hal itu diungkapkan oleh Ketua Divisi Neurologi Anka Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Yetty Ramli. Kecanduan pornografi sama prosesnya dengan kokain dan zat adiktif lain, paparan pornografi menyebabkan perubahan konstan pada neurotransmitter dan melemahkan fungsi kontrol. Seeorang yang kecanduan pornografi tak bisa mengontrol perilaku seksnya dan mengalami gangguan memori.

Donald L Hilton, ahli bedah saraf Rumah Sakit San Antonio AS mengatakan bahwa kondisi tersebut tidak akan terjadi dengan segera, tetapi melalui tahapan dan ditandai tindakan impulsif kecanduan dan perubahan perilaku. Kerusakan kecanduan ini lebih berat dibandingkan dengan kecanduan jenis lain.

Kecanduan pornografi dan narkoba mengakibatkan kegagalan adaptasi sosial. Kecanduan tersebut juga merusak fungsi otak dan struktur otak dengan pola yang sama dengan gejala-gejala adiksi fisiologis karena obat-obatan dan alkohol. hal ini dikatakan oleh Kepala Pusat Pemeliharaan, peningkatan dan penanggulangan intelegensia Kesehatan Departemen Kesehatan Jofizal Jannis. Beliau menambahkan bahwa kecanduan pornografi tidak hanya memengaruhi fungsi luhur otak, tetapi juga merangsang tubuh, fisik dan emosi diikuti perilaku seksual. Bila gangguan  perilaku dan kemampuan intelegensia itu meluas, bisa memperburuk kemampuan, kesehatan fisik, mental dan sosial.

Untuk sembuh dari kecanduan pornografi ini, seseorang harus menjalani terapi, metodenya dengan memotivasi pecandu untuk mau berupaya terbebas dari kecanduan, menciptakn situasi aman dengan menghambat akses pornografi, membentuk grup konsellor sebaya dan memperkuat spiritualitas, ujar Hilton.